25 December, 2007
Natalan Bikes
tuh kan manteb yang pojok kiri lagi nampang dengan perut buncitnnya (hehehhehe,,lagi program diet, walah makan mah tetep banyak, wek) yah mudah-mudahan dengan kembalinya bersepa setelah sekian lama dari sma udah gak pernah nyepedah lagi, wah top banget dech apalgi langsung genjot ke ci manggis wah muantab capeknya, PP 100 km kali ya tepatnya tgl 16 desember 2207, but photonya belum di upload semuanya, ntar lagi dicari filenya
sekian sekilas pandangan mata dari cimanngis dan ancol
bravo team SSS
salam Sehat selalu
www.aseptriono.com
11 December, 2007
"Hari yang Bahagia"
sedangkan tgl 8 desember 2007 adalah keberangkatan mertua menunaikan ibadah haji(kloter 71), bagaimana tidak bahagia, tepat bisnis saya 3 tahun yang lalu, memasuki tahun ke 2 saya sudah menepati janji saya kepada Allah untuk memberikan kejutan kepada kedua orangtua untuk memberikan kado "menunaikan ibadah haji" dan allhamdulilah juga kedua mertua bisa saya berangkatkan sekaligus, terimakasih ya Alloh hanya engkau yang maha segalanya (maaf bukan pamer ya) hanya mau berbagi buat temen-temen yang dalam memulai segala sesuatunya perlunya restu dari orangtua baik itu orang tua sendri dan mertua, kalo anda pernah baca tulisan di blognya pak roni, tetang cerita bisnis, si A ini selalu gagal dan si B sukses selalu, ternyata selidik punya selidik si A punya masalah dengan orangtuanya, begitu si A meminta maaf dan minta restu langsung dech melejit bisinis, kurang lebih begitu,
INGAT ya, RIDHONYA ALLAH adalah RIDHONYA KEDUA ORANG TUA,
so bagaimana dengan anda, sudah bahagiakan kah kedua orang tua anda, jika belum inilah saatnya, ayooo tunjukan kalo anda adalah anak yang berbakti kepada ke dua orang tua, untuk yang baru mulai binsis atau yang sudah pakar tidak ada salahnya, kita liat kebelakang sudah sejauh mana kita berbakti, apalagi yang baru mulai mengapa tidak kita tancapkan niat untuk memberi kado kepada kedua orang tua, Insyalloh Alloh akan mendengar doa kita, AMIIEN
salam sukses
www.aseptriono.com
www.mylearningpoint.blogspot.com
11 November, 2007
"Berani Gagal"
dear Action Member,
untuk kesekian kalinya saya cuplik tulisan dari Bung Valentiono Dinsi, kebetulan saya pengemar berat, tapi pas Halal Bi Halal kemarin gak sempet poto bareng,kamera ketinggalan,,sayang banget ya, selamat membaca
"Hanya orang yaug berani gagal total, akan meraih keberhasilan total"
PERNYATAAN John. F. Kennedy ini ada benarnya. salah satu dari kami, membuktikannya. Gagal total, itu karier bisnis , Purdi E.Chandra dalam bukunya “Menjadi Entrepreneur Sukses” bertutur : “Akhir 1981, merasa tak puas dengan pola kuliah yang membosankan saya meninggalkan kampus. Saat itu saya pikir, gagal meraih gelar sarjana, tapi bukan berarti gagal mengejar cita-citanya. Tahun 1982, saya kemudian mulai merintis bisnis bimbingan tes Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama. Bisnis tersebut saya jalankan dengan jatuh bangun. Pada awalnya, sepi peminat, cuma dua orang! Saat ini, wow, peminatnya membludak, sampai-sampai Primagama membuka cabang di ratusan kota, dan menjadi lembaga bimbingan belajar terbesar di Indonesia”.
Dalam kehidupan sosial, memang kegagalan itu adalah sebuah kata yang tidak begitu enak untuk didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan suatu kejadian yang setiap orang tidak menginginkannya. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang nyata-nyata masih lebih suka melihat orang yang sukses daripada melihat orang yang gagal, bahkan tidak menyukai orang yang gagal.
Maka, bila Anda seorang entrepreneur yang menemui kegagalan dalam usaha, jangan harap orang akan memuji Anda; orang di sekitar anda maupun relasi Anda akan memahami mengapa Anda gagal; Anda tidak disalahkan; semua sahabat masih tetap berada di sekeliling Anda; Anda akan mendapat dukungan moral dari teman yang lain; Ada orang yang akan meminjami uang sebagai bantuan sementara; Apalagi ini: bank akan memberikan pinjaman selanjutnya! No way!
Mengapa gambaran seorang entrepreneur yang gagal, kami gambarkan begitu buruknya? Itulah masyarakat kita. Kita cenderung memuji yang sukses dan menang, dan mudah menghujat yang kalah dan gagal. Sebaiknya, setiap kita mulai mengubah budaya itu, beri kesempatan kedua bagi setiap orang.
Menurut pengalaman kami, apabila orang gagal, tidak ada gunanya murung dan memikirkan kegagalannya. Tetapi perlu mencari penyebabnya. Kegagalan seharusnya membuat enerpreneur sejati tertantang untuk menemukan kekuatan-kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali. Tentu, kasus kegagalan dalam bisnis maupun dunia kerja, saat krisis ekonomi kian, memang banyak. Ribuan orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan kehilangan mata pencahariannya. Sungguh ironis, seperti halnya kita, suka atau tidak suka, setiap manusia pasti akan mengalami berbagai masalah, bahkan mungkin penderitaan.
Seorang entrepreneur, harus berani menghadapi kegagalan, dan memetik hikmahnya. Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, memperluas wawasan kita, serta untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Untuk mengajarkan kita menjadi gagah tatkala lengah. Menjadi berani ketika kita takut. ltu sebabnya, kita bisa sepakat pada pendapat Richard Gere, aktor terkemuka Hollywood,”Kegagalan itu penting bagi karier siapapun.”
Mengapa? Banyak orang membuat kesalahan yang sama, dengan menganggap kegagalan sebagai musuh kesuksesan. Sebaliknya. kita seharusnya menganggap kegagalan itu dapat mendatangkan hasil. Ingat, kita harus yakin akan menemukan kesuksesan di penghujung kegagalan. tapi mengapa seseorang gagal dalam bisnis.
Ada beberapa sebab umum.
Pertama, kita ini sering menilai kemampuan diri kita terlalu rendah.
Kedua, setiap bertindak, kita sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita.
Ketiga, biasanya kita terlalu “melankolis” dan suka memvonis diri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk.
Keempat, kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau tahu dari mana kita harus memulai kembali suatu usaha.
Dengan mengetahui sebab kegagalan itu, tentunya akan membuat kita yakin untuk bisa mengatasinya. Buat kita mengalami sembilan dari sepuluh hal yang kita lakukan menemui kegagalan, maka sebaiknya kita bekerja sepuluh kali lebih giat.
Dengan memiliki sikap dan pemikiran semacam itu, maka akan tetap menjadikan kita sebagai sosok entrepreneur yang selalu optimis akan masa depan.
Maka, sebaiknya janganlah kita suka mengukur seorang entrepreneur dengan menghitung berapa kali dia jatuh. Tapi ukurlah, berapa kali ia bangkit kembali.
salam Hangat
bravo TDA
Asep Triono
www.aseptriono.com
www.mylearningpoint.blogspot.com
www.tdafinance.blogspot.com
"Ayo, kita dukung dan sukseskan TDA Finance"
Alhamdulillah, saat halal bi halal kemarin tim TDA Finance telah mempresentasikan apa dan bagaimananya TDA Finance itu.
Langkah awal ini harus kita syukur dan kita dukung bersama, setelah hampir 2 tahun dinantikan, akhirnya TDA telah memiliki lembaga keuangan yang berdiri sendiri dan berbadan hukum.
Terima kasih kepada para pendiri dan pengurus TDA Finance atas dukungan dan upanya selama ini.
Saya harapkan tim ini akan terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi para member TDA.
Kemarin, saya ditelepon oleh Pak Valentino Dinsi. Beliau ingin bekerja sama dengan TDA Finance, khususnya dalam penyaluran dana yang diperolehnya dari Baitul Maal Muamalat (BMM). Tawaran ini tentu kita sambut gembira dan dengan rasa syukur mendalam. Artinya, TDA Finance yang masih bayi ini sudah mendapat respek dari pihak lain.
Kepada tim TDA Finance, saya ucapkan selamat bekerja. Semoga sukses dan diberi kemudahan oleh Allah SWT.
Kepada para member TDA, saya mengajak agar kita mendukung sepenuhnya program dari TDA Finance ini. Program ini adalah wujud nyata dari komunitas kita yang selalu berupaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas para anggotanya, terutama di bidang bisnis.
Foto para pengurus TDA Finance bisa dilihat di sini.
Salam FUUUNtastic TDA!
Bersama TDA Menebar Rahmat
Wassalam,
Roni,
Founder, Komunitas TDA
Note: thanks pak roni atas informasinya
"Halal Bi Halal 1428 H"
lagaknya keren kan
pokoke nyesel yang gak ikut
salam FUNtasstic
bravo TDA
sinergi membagun negeri
Asep Triono
www.aseptriono.com
www.mylearningpoint.blogspot.com
www.tdafinance.blogspot.com
16 October, 2007
"Berani Merantau"
Keberanian merantau, membangun percaya diri dan kemandirian
Ingat tragedi Sampit? Semua bersedih, karena sebagian pengusaha sukses etnis Madura, ikut hengkang dari Sampit, Kalimantan Tengah. Kami bukan menyoal tragedinya, tetapi dari aspek kewirausahaan. Madura dan Kalimantan, jelas bukan seperti antar rumah di sebuah kampung.
Ini dua pulau yang berbeda dan berjauhan.
Tapi, berapa banyak orang Madura yang masih kelahiran Madura, lalu merantau ke Sampit. Banyak, bahkan banyak sekali dan kemudian anak-turunnya lahir di Kalimantan.
Sebagian dari mereka, sukses, meskipun awalnya dari nol. Kami hanya mau mengatakan, mereka “dari bukan apa-apa”, merantau, lalu sukses. Etnis lainnya yang fenomenal, orang Jawa asal Tegal. Ibukota saja, mereka taklukkan.
Kalau mau menghitung jumlah warung “beridentitas daerah” paling banyak yang mana, jawabannya: Warung Tegal. Di sektor makanan rakyat, ada penjaja bakso keliling. Banyak di antara mereka, mengusung identitas daerah.
Seperti bakso Malang , bakmi Wonogori, Pecel Lamongan, atau rumah makan Padang.
Yang lebih fenomenal, dan ini juga lebih global, perantau Cina pun yang sukses di negeri yang mereka datangi. Bukankah Anda yang sering bepergian lintas daerah, pernah mendengar, transmigran petani Jawa atau bali, banyak yang sukses sebagai transmigran di Sumatera, atau Sulawesi? Sukses dalam usaha, juga disokong sebuah keberanian:
merantau.
Merantau, punya makna sosial tersendiri. Ia berarti “jauh dari keluarga” yang memicu terbangunnya jiwa kemandirian. Tak bergantung pada keluarga, berarti mulai melangkah menjadi dewasa. Di rantau, apalagi di lingkungan yang tak tahu siapa kita sebelumnya, Anda bisa menjadi pribadi yang baru.
Kebaruan ini, sarat tantangan. Merantau, menyadarkan kita apa kelebihan dan kekurangan kita karena kita dihadapkan pada kenyataan-kenyataan baru. Merantau, membuat seseorang relatif tangguh, karena diterjunkan dalam situasi serba baru.
Perantau, umumnya segan minta tolong.
ini mengingatkan saya ketika harus menuruskan studi di yogyakarta mulai tahun 1993 ketika itu masuk sekolah di kelas 2 di sebuah sekolah muhammadiyah 3 wirobrajan, eh terus nyambung kuliah di STIE YKPN, tahun 2006, management itulah bidang yang saya pilih, dan lulus tahun 2001 akhir jadi kurang lebih 8 tahun MERANTAU,, sekarang di jakarta pun dengan status PERANTAU
Di situlah, kemauan menjadi lebih termotivasi. Perantau, rata-rata enggan berutang budi. Justru, karena ia orang baru, seorang perantau cenderung menanam jasa untuk banyak orang. “Investasi sosial” ini, pada saatnya berbuah kebaikan.
Siapa sangka, banyak orang yang menyukai kepribadian kita, bernagsur-angsur, menjadi pendukung setia langkah kita menganyam kesuksesan. Jadi? Cobalah merantau, temukan jatidiri Anda yang tangguh, kreatif, dan cerdik menangkap peluang
jadi sudahkan anda menjadi PERANTAU
(disadur dari buku" jangan mau seumur hidup jadi orang gajian, Valentiono Dinsi)
Salam FUNtaasstic
Asep Triono
bravo TDA
20 September, 2007
”BERANI”, MODAL AWAL ENTREPRENEUR
Saya yakin, kalau entrepreneur berani memiliki visi, maka akan lebih dapat menciptakan kekuatan positif di dalam pikirannya. Sehingga nantinya akan lebih mampu meningkatkan kemampuan kerja dan kualitas hidup kita. Karena ini saya sangat yakin dengan ungkapan berikut ini: “Hati-hatilah dengan angan-anganmu, karena angan-anganmu itu akan menjadi kenyataan”Presiden RI pertama, Ir. Soekamo, pernah bilang, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit.” Visi itu memang bisa mensugesti orang.
Dan, semua langkah kita akan kita arahkan kesana. Apalagi entrepreneur ini biasanya seorang pemimpi. Maka mimpi tentang perusahaan, mimpi tentang masa depan, tentu akan dapat mempengaruhi para pengikut yang dipimpinnya.
Anda “juru penerang”, mengusir gelapnya pikiran orang lain yang Anda pimpin. Ini prinsip kepemimpinan. Wirausahawan yang memiliki visi, adalah penerangan bagi para bawahannya, anggota “tim sukses”nya dalam bisnis. Wirausahawan dengan visi besar, merangsang terbangunnya atmosfir bisnis penuh kreativitas dan inovasi.
Bahkan orang meyakini, jiwa wirausahawan itu, dekat sekali dengan dunia pengkhayal. Apa susahnya, berkhayal? Berkhayal adalah aktivitas yang “murah”. Bagaimaan tidak, karena berkhayal tidak memerlukan fasilitas khusus, apalagi ongkos. Sekarang juga, Anda pun bisa berkhayal. Tentu saja, khayalan seorang wirausahawan, bukan sembarang berkhayal. Bahkan, di zaman susah, dengan tumpukan persoalan hidup yang harus dipikul, bisa membuat orang pun tidak berani berhkayal. Anda akan tercenung, kalau kami katakan, “Berkhayal pun, perlu keberanian!”
Mengapa? Khayalan yang memicu keberhasilan, atau minimal, keberanian berbuat dan berkreativitas, dihambat pandangan lama yang cuku berurat-akar dalam benak kita, bahwa orang sukses harus ditopang pendidikan dan gelar formal. Sebetulnya, keyakinan ini bisa dipatahkan dengan mudah. Misalnya, hadirkan saja, beberapa nama orang sukses yang lulus SMA pun, tidak. Sejumlah wirausahawan, memulai dari khayalan. Dan ia mulai kembangkan khayalannya, dari nol sampai akhirnya terwujud.
Bill Gates mengimpikan, personal computer akan tersedia di rumah setiap orang. Untuk merealisasikan mimpinya, ia drop out dari studinya, memilih menekuni Microsoft-nya. Ia berhasil. Kini, ia salah satu orang terkaya dunia.
Michael Dell, punya impian menakjubkan: mengalahkan perusahaan komputer raksasa IBM. Ia juga berhasil menjadi orang pertama yang memasarkan komputer pribadi dengan strategi direct marketing. Usahanya yang dirintis tahun 1984 berhasil, penjualan Dell Computer laris manis. Bahkan Dell dalam usia 34 tahun berhasil menjadi salah satu orang terkaya di Amerika Serikat.
Contoh lainnya, Jeff Bezos. Mimpinya, menjadi pengusaha sukses di dunia e-commerce, perdagangan melalui intemet. Meski baru tahun 1995, yaitu di saat usianya 30 tahun, ia nyemplung ke dunia maya, mendirikan Amazon. com. Situs itu melejit menjadi situs paling banyak dikunjungi orang, untuk mendapatkan informasi atau membeli buku-buku bermutu dari seluruh dunia. Mimpinya terwujud. Ia pun tercatat sebagai miliarder di negeri Paman Sam itu.
Berani Mencoba
Andai kita berani mencoba, dan kita lebih tekun dan ulet, maka pasti kegagalan tak pernah ada
Bisnis modern akan berhenti berputar kalau sikap berani mencoba itu lenyap. Memang, banyak orang yang gagal dalam usahanya, putus asa tanpa, tak berani mencoba lagi. Ini bukan bukan saja merugikan aspek materi atau finansial saja, tapi juga aspek psikologis. karena itu, sekalipun krisis, tetaplah menjadi entrepreneur dengan semangat kewirausahaan tinggi. Sesungguhnya tidak ada yang gagal dalam berbisnis, yang ada hanya karena ia berhenti mencoba, berhenti berusaha. Berani mencoba, lebih tekun dan ulet, kegagalan takkan pernah ada.
Beranilah mencoba. Sebab, tidak satu pun di dunia ini, termasuk di dalam dunia entrepreneur yang dapat menggantikan keberanian mencoba dengan bakat bisnis. Sebagus apa pun bakat seseorang, tidak akan sukses tanpa mulai mencoba. Bagaimana dengan kejeniusan seseorang? Juga tidak. Kejeniusan terpendam, sama saja dengan omong-kosong. Pendidikan terbaik? Juga bukan jaminan. Dunia ini sudah penuh dengan pengangguran berijazah sarjana. Dan ternyata, sekali lagi, keberanian mencoba dan mencoba itulah penentu kesuksesan bisnis kita.
bersambung ke serial tentang keberanian
selamat bermimipi
sukses
Asep Triono
Owner Learning Point
26 August, 2007
CASHFLOW GAME
berawal dari chat via ym ama boss warnet, Mr Adzan hari jum'at, 25 agustus langsung dech di posting sama tuch boss, pasti pikiran ane tuch 4L (lo lagi lo lagi) yah krna postingnya udah malem, ya tau sendiri dong kan banyakan anggotanya TDB kayak ane aja, hehhe, jadi malu sendiri
jadian dech janjian di ruko learning point duren sawit jakarta timur, jam 10.30 sampe kelar kira-kira jam 5 an, soale abis maen cashflow game nya, yang akhirnya ane kalah sebagai pecundang, awas yah boss hantira ane akan datang minggu depan untuk balas dendam.
apalagi habis maen game kite setelin film persuit of happines, ihik, ihik, jadi mau nangis ente, katanya kalo temen-temen "punya mimpi,harus dilindungi" kata sih wil smith tuch, eeh sih gardner ya kalo gak salah
kalo maunya sich pengen dijadiin kegiatan rutin nich
gitu aja yah udah malem, besok mau kerja
salam FUNtaatic
Asep Triono
Raker Perdana TDA FINANCE
pada hari Sabtu, tanggal 25 Agustus 2007 bertempat di Kantor Sekretariat TDA Finance [PKES Gedung Arthaloka] pukul 10.00 wib telah diselenggarakan Rapat Kerja Terbatas TDA Finance yang dihadiri oleh :
1. Asep Triono [Ketua]
2. Andri Irwan [Wakil Ketua]
3. Adjie Waluyo [Sekretaris]
4. Eko [Peserta]
5. Deni [Peserta]
Rapat Terbatas TDA Finance ini membahas beberapa agenda antara lain :
1. Revisi dan Finaliasasi AD TDA Finance
2. Revisi dan Finaliasasi SOP TDA Finance
3. Up date Susunan Organisasi TDA Finance
Hal-hal yang perlu diketahui oleh member TDA :
1. AD [Anggaran Dasar] TDA Finance telah selesai direvisi dan sekarang masih dalam tahap proses pengesahan di Notaris lalu Departemen Koperasi dan UMK, diharapkan awal September 2007 telah selesai dengan demikian keberadaan TDA Finance SAH menurut Hukum dan Ketentuan dan berlaku.
2. SOP [Standar Operating Prosedur] TDA Finance sudah lengkap dan baku, mudah2an kelak menjadi standar bagi Lembaga Keuangan Mikro [LKM] di daerah lainnya. [kami haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Masud yang telah banyak membantu penyusunan SOP TDA Finance, semoga amal ibadah Pak Masud dibalas berlipat ganda olehNYA, amin].
3. Bagi Anggota yang belum mengetahui susunan anggota pengurus TDA Finance, berikut ini Susunan Organisasi TDA Finance sesuai dengan AD :
a. Dewan Pengawas / DPS : Pak Hertanto, Didi Diarsa, Agus Ali
b. Dewan Pengurus,
i. Ketua : Asep Triono
ii. Wakil Ketua : Andri Irwan Ali
iii. Bendahara : Zaldy Suhatman
iv. Sekretaris : Adji Waluyo
V. Div Pembiayaan : Mas'ud, Eko
Vii. Div Usaha : Adzan Wahyu, Ari bayat
viii, Div Pendanaan : Andri Irwan, Deni Danasenjaya
kepada anggota pendiri yang merasa masih belum melunasi pembayaran iuran wajib dan iuran pokok harap segera melunasinya, apabila sampai akhir bulan Agustur 2007 belum melunasi dengan sangat menyesal kami akan hapus dari daftar pendiri koperasi tda finance.
mudah-mudahan sebelum hari raya kami pengurus sudah dapat menyelesaikan semua sysdur dan produk dari tda finance,sekali lagi kami mohon dukunganya.
salam FUNtasstic
team TDA FINANCE
sinergi membagun negeri
Asep Triono
20 August, 2007
Proses Kreatif Berwirausaha
Kita berani berpikir kreatif.
Itu berarti kita sudah berani mengambil risiko
SALAH satu tugas kita sebagai pengusaha, selain memiliki ketrampilan interpersonal, leadership, dan managerial, juga harus mampu melakukan tugas kreatif. Kreativitaslah, unsur penting eksis dan berkembangnya sebuah usaha. bagi entrepreneur, seolah tiada hari tanpa kreativitas. Saatnya kita terus kreatif. Apalagi, kalau di bagian sebelumnya, kerap disebut-sebut angka luar biasa pertumbuhan kewirausahaan di Amerika Serikat, di Indonesia sendiri, keragaman usaha maupun jumlah wirausahawannya, belum sebanyak di Amerika Serikat ataupun di negara lain.
Di Amerika Serikat misalnya, ada bisnis yang masih langka dan belum memasyarakat di Indonesia, yakni bisnis menyewakan pakaian dan perlengkapan bayi. Jadi sebenarnya banyak macam usaha yang bisa kita kerjakan, asal kita mau kreatif. Dalam hal apa saja, kita harus kreatif? Kreatiflah dalam beberapa hal, antara lain, memilih jenis usaha dan memilih waktu untuk memulainya.
Maka, jangan ragu menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap unsurnya bisa kreatif. Jadikan setiap sudut, setiap suasana dalam usaha Anda, kondusif bagi munculnya ide-ide kreatif. Kreativitas itu sendiri, memang memerlukan proses, yakni proses kreatif. Jadi pada awalnya, untuk kreatif itu perlu persiapan, meski secara tidak formal. Tinggal, bagaimana kita sendiri membuat suasana kerja itu kreatif.
Dalam prosesnya, ternyata kreatif itu juga membutuhkan konsentrasi kita. Padahal, yang kerap terjadi, saat kita melakukan konsentrasi, malah menemui jalan buntu. Akibatnya, kita tak bisa berbuat apa-apa, dan berangsur-angsur menjadi frustrasi. Dan, sebenarnya frustasi itu merupakan bagian dari proses kreatif itu sendiri.
Dalam kondisi inilah, menurut saya, sebaiknya kita tidak menyerah atau putus asa. Jangan berhenti sampai di situ. Yakinlah, pada saatnya, wawasan atau iluminasi akan muncul. Kemudian, kita melewati proses kreatif berikutnya: inkubasi atau pengendapan masuk ke dalam alam bawah sadar. Pada saatnya, yaitu pada kondisi yang tidak disengaja, bisa saja muncul iluminasi itu artinya ide kreatif telah kita temukan.
Langkah penting untuk ini, mengolah atau menjalankan ide kreatif menjadi konkret, demi kemajuan bisnis kita. Bahkan menurut kami, demi kepuasan pelanggan pun, perlu pendekatan kreatif. Kreatif, juga kata kunci dalam urusan mencari modal atau dana pengembangan usaha, peningkatan kegiatan produksi, perbaikan desain, pemasaran, dan lain sebagainya.
Orang kreatif, adalah orang yang berani mengambil risiko. Hanya tinggal seberapa besar sebenarnya kualitas kreativitas itu akan mempengaruhi risiko usaha yang dijalankan. Bahkan, seseorang yang berani berpikir kreatif, berarti dia sudah berani mengambil risiko. Kami pun yakin, hanya pengusaha yang berani mengambil risiko itulah yang usahanya dapat berkembang maju, baik untuk saat ini ataupun untuk masa depan.
yang perlu di ingat adalah setiap orang punya kesempatan yang sama,
jadi mana kreatifitas anda
salam FUNtaastic
sinergi membangun negeri
Asep Triono
owner learning point
28 July, 2007
"Sukses itu guru yang jelek"
Kesukesan akan menjerumuskan kita,
kalau kita terlalu bangga
ROBERT T. Kiyosaki dalam bukunya “Cash Flow Quadrant” berpendapat, bahwa sebenarnya sukses itu guru yang jelek. Tapi itu berlaku untuk diri kita sendiri. Artinya, sebagai entrepreneur, kita memang sebaiknya tidak berguru pada kesuksesan kita sendiri. Sebab, hal itu akan membuat kita menjadi kurang bersemangat, menjadi tidak kreatif, menjadikan kita lengah atau sombong, menjadikan kita lupa diri, bahkan tak menutup kemungkinan kesuksesan yang kita raih akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Sukses itu, menurut saya, bukan berarti “waktunya untuk menikmati”.
Memang, kesuksesan kita itu bisa menjerumuskan kita. Apalagi, kalau kita terlalu membanggakan kesuksesan itu, akan membuat kita lupa diri. Oleh karena itu, agar kesuksesan ini, tidak menjadi bumerang bagi kita sendiri, maka kita memang harus pandai-pandai mengelola kesuksesan itu. Namun, tentu saja, orang lain bisa saja belajar dari kesuksesan kita, itu boleh, bahkan, itu bisa menjadikan kesuksesan bisnis seseorang. Sebab, pada dasarnya belajar dari kesuksesan orang lain itu sah-sah saja. Pendeknya, kalau seseorang belajar kesuksesan orang lain, itu, memang bisa menjadi guru yang baik. Meski kita sebetulnya juga bisa belajar banyak pada orang yang gagal.
Dalam konteks inilah, menurut saya, agar bisnis kita tetap langgeng bahkan bisa berkembang lebih baik di masa mendatang, adakalanya kita harus menyadari hal ini. Atau lebih tepatnya, sebagai entrepreneur seharusnya lebih menilai, bahwa kegagalan itu sebetulnya sebagai pelajaran yang terbaik. Oleh karena itulah, saya kira kita sebaiknya janganlah terlalu takut dengan kegagalan. Kita belajar paling banyak tentang diri kita ketika kita gagal, jadi jangan takut gagal. Sebab, kegagalan itu sebenarnya adalah proses kita untuk menjadi sukses. Saya yakin, yang namanya entrepreneur itu sebetulnya tidak bisa sukses tanpa mengalami kegagalan.
Maka, pada saat kita ingin memulai bisnis atau disaat bisnis kita mulai berkembang, tapi kemudian tiba-tiba bangkrut atau mengalami kegagalan, saya kira hal itu janganlah membuat kita patah semangat. Justru, disaat itulah jiwa entrepreneur kita harus bangkit kembali. Sebab, menurut pengalaman saya dari rekan pengusaha lainnya, mereka baru sukses, setelah mereka pemah mengalami kegagalan paling tidak sampai tujuh kali. Kalau kita baru gagal dua atau tiga kali, saya kira itu wajar-¬wajar saja bagi seorang entrepreneur. Mestinya, entrepreneur tidak akan pemah mendapatkan pelajaran tanpa melakukan langkah-langkah yang berarti.
Baik itu langkah yang gagal maupun yang sukses. Langkah-langkahnya dimulai dari langkah kecil sampai langkah besar. Dengan perkataan lain, saya mengatakan, sebuah perjalanan 1000 km itu sebenarnya dimulai dari langkah kecil. Kalau kita tidak berani memulai atau mengembangkan bisnis, kapan kita akan punya bisnis, atau kapan bisnis kita berkembang. Saya menemukan kata-kata yang menarik buat kita renungkan bersama yaitu, “Memulai ini mengalahkan tidak memulai.” Artinya, orang yang berani memulai atau mengembangkan bisnis, itu lebih baik, daripada orang yang sama sekali tidak berani memulai atau mengembangkan bisnis
(dari buku "Jangan mau seumur hidup jadi orang gajian, By valentino dinsi)
jadi masih mau jadi PENONTON
salam FUNtasstic
Asep Triono
The next Millionaire
22 July, 2007
TDA FINANCE
selamat untuk pengurus terpilih periode 2007-2010.untuk yang mau daftar silakan isi form di bawah ini yah
Nama:
No KTP :
Alamat:
Kode Pos :
Status : L, K/0, K/1 dst [Lajang, kawin, kawin 1 anak,dst]
Master mind : Y/T : Wilayah:
E-mail:
No Hp:
No Telp R/K:
Dengan ini saya menyatakan BERSEDIA Menjadi Anggota Pendiri TDA Finance dan
akan memenuhi kewajiban persyaratan yang ditentukan oleh Pengurus TDA
Finance.
salam FUNtasstic
Team TDA FINANCE , sinergi membangun negeri
Asep Triono
TNM E20
12 July, 2007
Pentingnya Network, Network dan Network
Jaringan dan berhubungan dengan jaringan selalu merupakan fondasi kuat untuk membangun bisnis. Karena kita hidup di zaman pekerja berpengetahuan yang dioperasikan di bawah paradigma yang diarahkan oleh mutu tinggi dan hubungan baik, dasar tersebut sangat penting untuk keberhasilan.
Dengan database berlimpah, digabung keuntungan praktis yang disediakan internet, diperoleh akses untuk berhubungan ataupun untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Sebelum era internet, belum pernah ada jalan semudah ini. Saat ini, dengan sentuhan jari, pengetahuan yang dipilih beserta detailnya dapat dikirimkan dan diterima. Tidak mengherankan inisiatif bisnis wirausaha dapat bergerak dengan cepat dan mudah tumbuh dengan baik dan kuat.
Terlalu banyak organisasi yang memiliki unit yang menyimpan banyak hal untuk mereka sendiri dan cemas unit tetangga mencuri ide-ide mereka. Kurangnya hubungan dalam organisasi adalah alasan utama mengapa organisasi tersebut kehilangan kesempatan. Saat kekuatan semua sumber daya dibawakan bersama-sama, tercapai keberhasilan yang lebih besar. Sekali Anda melakukan kontak, pelihara mereka. Mereka adalah sumber daya wirausaha.
Ada cerita dari sebuah sudut Jakarta, puluhan tahun silam. Saat itu, sudah masyhur, bahwa perputaran uang terbesar di Indonesia terletak antara Glodok dan Jembatan Tiga. Konon di daerah Jembatan Tiga, ada kedai mie yang dikenal sebagai mie Toko Tiga. Di situ sering menjadi tempat mangkal para tauke. Bila ada yang ingin melakukan bisnis dan butuh uang, tak jarang mereka hanya mengambil secarik kertas bekas pembungkus rokok, menulis sedikit catatan diatasnya serta sejumlah angka dan menandatanganinya. Dengan bekal kertas bekas rokok tersebut si pembawa dapat melakukan peminjaman uang ke jaringan mereka di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Tapi jangan coba-coba mengingkari kepercayaan apalagi menipu. Sekali jalan ditutup tak kan terbuka lagi seumur hidup bahkan hingga tujuh turunan.
Masih soal “jaringan” yang dirawat baik, ada contoh menarik tentang sumber daya modal yang mengalir dengan amat sederhana. Seorang kawan, mendapat cerita tentang bagaimana rekannya – seorang keturunan Tionghoa, secara rutin memperoleh kiriman dana segar dari rekan-rekannya. Usaha riilnya, melayani pengobatan alternatif tusuk jarum. Tapi bukan dari urusan pengobatan itu, ia memperoleh dana relatif lancar. “Bisakah kamu mengatakan, berapa orang yang benar-benar kawanmu? Lalu siapa diantara kawan dekatmu, yang rela memberimu sekadar uang pertemanan setahun sekali dengan nilai nominal tertentu. Setahun sekali, Bung. Takkan ada yang keberatan. Nah, modal saya, cuma telpon genggam dan pulsa. Saya ingatkan kawan-kawan saya, uang pertemannya tahun ini, saatnya ditransfer.” Nah, dengan mengirim pesan seperti itu, si shinse kecil-kecilan ini mendapat dana rutin, setiap hari dari orang yang berbeda. Semuanya, dari kawannya!
Saat istri kawan saya ini sedang menanti kelahiran anaknya yang ketiga, ia dalam situasi tongpes (kantong kempes)! “Duitku cuma ada satu jutaan di tabungan. Paling sedikit, kalau istriku melahirkan normal, bisa habis sejutaan lebih. Kalau ada masalah, bisa lebih besar. Aku khawatir sekali. Lalu kuingat kawanku, si shinse itu. Semua nomor ha pe kawan yang ada dalam ha pe ku, kukirimi SMS, memberitahu mereka, saat ini aku sedang berdebar-debar menunggui kelahiran anak ketiga di rumah sakit. Habis itu, aku pasrah saja. Beberapa kawan membalas, menanyakan nomor rekeningku. Eh, tak lama, paginya, setelah kulunasi duapertiga biaya persalinan, aku masih punya tunggakan. Kujanjikan kepada petugas adminsitrasi, siang itu juga kekurangannya akan kulunasi. Kawan, tahu apa yang terjadi saat aku periksa saldo di rekeningku. Saldo tabunganku, bertambah dua kali lipat. Lebih dari cukup untuk melunasi tunggakan biaya istri melahirkan. Bahkan esoknya masih ada beberapa transfer susulan.”
dear TDA ers,kisah tauke Jembatan Tiga, shinse dengan sumbangan pertemanannya, dan kawan saya yang baru melahirkan anak ketiga itu, adalah contoh, betapa penting merawat “jaringan”. Jaringan, adalah sekumpulan individu yang memiliki rasa respek terhadap diri kita, karena kredibilitas pertemanan kita yang bisa diandalkan. Bisnis, di zaman kapan pun, akan eksis dengan kredibilitas semacam ini. Kewirausahaan, memang bukan cuma soal “uang” tapi juga “jaringan”. Dunia perubahan sosial menyebutnya sebagai social capital,(di sadur dari buku, jangan mau seumur hidup jadi orang gajian)
SO, masikah anda ragu dengan KOMUNITAS KAMI, salam FUNtasstic
bravo TDA
Asep Triono
IT Outsourching, owner" learning Point"
12 June, 2007
"Manfaatkan Otak Orang Lain
Pernah berbincang, atau membaca kisah wirausahawan senior? Sebagian dari mereka, membanggakan prestasinya bukan karena mereka bersekolah tinggi-tinggi. Mereka membanggakan “kampus hidup”, dengan guru-guru “jalanan” dan kearifan menangkap “ilmu kehidupan”.
Sukses mereka, dibangun dengan realitas bisnis (dan kehidupan global) yang belum serumit zaman sekarang. Karena kerumitannya kian kompleks, wirausahawan memerlukan banyak input, termasuk dari pendidikan. maka, “success story” tempo dulu, diambil saripatinya, kearifan dan kegigihannya, bukan “semangat besar zonder pengetahuan”. Wirausahawan pun untuk sukses, memerlukan pengetahuan dan keterampilan teknis. Bagaimana ia bisa “menjual” kalau tidak mendalami “dagangannya”? Bagaimana meyakinkan orang, kalau ia tidak mengerti apa yang harus ia tawarkan?
Perlunya orang yang mampu dan berpengalaman dalam membantu sebuah bisnis, tidak perlu diperdebatkan lagi. Meskipun demikian, kualifikasi akademik yang bagus, bahkan dari institusi yang paling bergengsi, juga bukan jaminan kesuksesan di setiap tingkatan dalam dunia korporat. Apapun perusahaannya Anda harus memiliki keterampilan teknis atau kemampuan mempekerjakan orang untuk itu. Ini yang saya sebut “bekerja dengan otak orang lain.”
Pendahulu kita, juga orangtua kita sering bilang, “Nak, pergilah ke sekolah (kuliah), kalau tidak, kamu bakal gagal menjalani kehidupan. Kamu tidak bakal sukses.” Oke, niat baik orangtua, kita terima. Tapi sukses, bukan hanya karena kepintaran. Wirausahawan sejati (kebanyakan) menikmati saat ia memimpin, menjadi pengelola usahanya sendiri. Ia memiliki orang-ornag yang bekerja padanya. Karena urusan teknis memerlukan keahlian teknis, sebagai bos, ia harus mendapatkan orang lain yang menguasai ketrampilan teknis itu. Maka ia pekerjakan seseorang yang lebih pintar daripada dirinya. Jika Anda pemilik usaha ini, maka Anda adalah bos yang mempekerjakan tenaga ahli. begitu usaha Anda sukses, selangkah demi selangkah mengisi jagad dunia usaha, bahkan Anda naik terus ke jenjang prestisius dalam bisnis yang Anda geluti, saat itu orang tak lagi peduli Anda pintar atau tidak di sekolah. Bahkan, kampus Anda saja, orang tak lagi hirau. Anda dulu anak siapa, “sesulit apa”, juga tak lagi menjadi perbincangan.
Bicara soal memanfaatkan otak orang lain, David Ogilvy, tokoh paling inspirasional dalam dunia iklan, pernah memberi nasihat. Katanya,”Pekerjakanlah orang yang lebih pintar daripada Anda.” Dengan mempekerjakan orang yang lebih pintar dari Anda, maka Anda akan lebih cepat dan banyak belajar dari mereka. Banyak orang yang lebih pintar daripada Anda pada banyak hal – menulis pidato, membangun tim, yang dengan sadar mengajar anggota tim baru berbagai keterampilan baru. Sama halnya dengan keuangan. Anda dapat belajar akunting dasar dengan cepat kepada akuntan anda.
Perusahaan yang menonjol seperti Coca-Cola, IBM, Microsoft, memiliki orang dengan kualitas menonjol hampir di semua bidang. Pekerjakanlah orang lain, buat mereka bekerja untuk Anda meskipun untuk itu, Anda harus mengeluarkan banyak uang.
Satu hal lagi yang harus diingat, jangan bergantung kepada daftar riwayat hidup dalam mempekerjakan orang, sebab semua itu dapat dibuat dan ditata sedemikian menarik, padahal sesungguhnya itu tidak mencerminkan realita yang ada. Penilaian justru didasarkan pada naluri atau insting dasar yang Anda miliki. Carilah orang yang Anda yakin:
mampu mengendalikan bisnis
menunjukkan antusiasme
mampu memperlakukan staf dengan baik
Miliki orang yang memiliki komitmen untuk mengembangkan bakat. Ini merupakan satu inti kelompok bagi anda. Pastikan bahwa Anda mempekerjakan orang yang tepat, pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat.
Bisnis berhasil karena konsep dasarnya bagus, juga naluri wirausahawan terhadap suatu momen. Wirausahawan harus mampu bersikap luwes. Kalau memproduksi bunga plastik tidak menguntungkan, dia bisa cepat berganti memproduksi rambut palsu, lalu mainan dan elektronik. Dengan begitu, perusahaannya bisa menemukan ceruk yang betul-betul menjadi awal yang baik untuk berkembang.
Jika Anda bekerja dengan orang yang sangat cemerlang dibidangnya dan memiliki beragam bakat dan latar belakang, Anda akan mengembangkan sebuah tim dengan kekuatan dan kelenturan yang baik. Adalah esensial untuk mampu mengenali bakat sejati dan mengembangkannya.
Memakai otak orang lain adalah benar-benar suatu kesenangan jika anda suka permainan dalam tim. Bekerja dengan seorang yang tidak Anda sukai secara aktif, di sisi lain, bisa menjadi sebuah pengalaman yang sangat membuat stress, walaupun mereka sangat cakap dalam pekerjaannya.
Anda tidak akan pemah menyesal bekerja dan berkembang bersama orang-orang berbakat. Orang-orang seperti ini yang akan membuat Anda menjadi wiraswastawan yang lebih sukses. Satu fakta menarik, bisa diperlhatkan di sini, bagaimana figur kharismatik di sebuah di desa tertinggal, menarik ”orang-orang terdidik” untuk berbuat sesuatu didesanya. Ia, figur yang mampu bekerja dengan otak orang lain, meskipun cuma berbekal Sekolah Rakyat ”Ongko Loro” (Angka Dua). Contoh serupa itu, kami temukan di Cijeruk, Bogor Selatan. Ada Haji Zakaria, punya tanah lumayan luas, pendidikannya cuma SR, tapi ia bisa mengoptimalkan lahannya sebagai contoh bagi pertanian di desanya dan desa-desa sekitarnya, saat melibatkan mulai LSM Pertanian Organik sampai Dinas Pertanian setempat, memperlihatkan bagaimana bertani yang baik dan bernilai bisnis. ( intisari dari buku" jangan mau seumur hidup jadi orang Gajian, Valitino Dinsi)
Asep Triono
Owner"Learning Point"
20 May, 2007
Perencanaan dan Strategi
Perencanaan dan Strategi
Strategi dan Keuntungan usaha
Apa yang diinginkan konsumen?
- Konsumen menginginkan nilai dan kenyaman.
- McDonald, mengklaim bahwa sebagian sukses mereka adalah dari menjadi lebih dari sekadar fast food-itu adalah pengalaman dan perasaan yang Anda dapat saat mengunjungi toko mereka.
- Banyak nama merek produsen pakaian mengklaim bahwa produk mereka hanyalah kedua yang terpenting setelah'citra' yang sebemarnya ingin dibeli oleh pembeli dan lebih penting lagi untuk dikenakan dan tampil.
- Menagkap pangsa pasar adalah mengenai memenangkan bagian dari pikiran konsumen
Saat menyusun strategi, ingatlah bahwa strategi yang bergantung pada harga untuk memenangkan bisnis, tidak akan menjadi strategi yang unik. Tak ada hal yang unik mengenai harga
Merencanakan bisnis Anda
1. Pertimbangkan memulai sebagai penyalur tunggal atau partnership sederhana.
2. Evaluasi berbagai kesempatan dan ide Anda.
3. Tentukan apakah bisnis Anda akan merupakan kegiatan konsultasi, menjual eceran, menjual produk, kombinasi beberapa hal yang disebutkan sebelumnya, atau suatu jenis bisnis yang tidak tradisional.
4. Tentukan apakah Anda akan mengembangkan sendiri bisnis Anda, embeli bisnis yang sudah ada atau membeli franchise.
5. Tuluslah garis besar konsep bisnis Anda.
6. Jika Anda perlu melindungi ide produk atau jasa Anda, tulislah outline Anda dalam surat tertutup, cantumkan rincian kerja, dan penelitian, beri tanggal, daftarkan pada notaris.
7. Selanjutnya simpan jurnal aktivitas awal dalam pengembangan ide Anda menjadi produk atau jasa yang aktif untuk bisnis Anda.
8. Pilih dan tentukan visi dan tujuan bisnis Anda. ( paling banyak 25 kata )
9. Tentukan pasar umum yang akan diraih.
10. Tentukan produk atau jasa awal yang akan ditawarkan.
11. Perkirakan biaya pembukaan bisnis.
12. Kenali sumber daya yang Anda miliki dan sumber pendanaan yang tersedia.
13. Miliki ide berapa banyak kredit yang dapat Anda peroleh dari supplier potensial Anda.
14. Tentukan sumber dan/atau keahlian apa yang tidak Anda miliki. Lalu susun outline mengenai kemungkinan mengisi gap ini.
15. Putuskan apa yang Anda inginkan dari bisnis ini, sekarang dan di masa mendatang.
Setelah Anda melewati daftar periksa awal ini, jika Anda merasa tetap termotivasi untuk menciptakan bisnis Anda sendiri, mulailah dengan detail proses pembangunan bisnisnya.
Sukses, Bravo TDA
Salam FUNtasstiiccc
Asep Triono
Owner Learning Point
09 April, 2007
"MENJADI BOSS BAGI DIRI SENDIRI"
Anda mulai panas? Anda pikir Anda sudah mempunyai apa yang diperlukan untuk menjadi seorang wiraswastawan? Anda sudah baca semua kisah sukses tentang orang lain dan itu membuat anda ”kepanasan”? Benar, pembaca, kalau itu terjadi, tiba saatnya untuk menjadi boss bagi diri Anda sendiri. Tapi, apakah Anda sudah siap meninggalkan pekerjaan yang bagus dan nyaman dengan gaji bulanan, kantor modern, sekretaris yang efisien, dan perasaan aman yang datang pada saat anda bekerja untuk sebuah organisasi yang mapan?
Seorang teman yang telah bertahun-tahun bekerja pada perusahaan penerbangan nasional terbesar, dengan ribuan staf, gaji jutaan, fasilitas lengkap, tiba-tiba saja memutuskan keluar dan berwirausaha. Kata-kata yang pertama diterimanya adalah,
”Apakah kamu gila?”,”Kamu menghancurkan sebuah karir yang menjanjikan”…..dan caci maki lainnya. Belum lagi perasaan anak-istri, orangtua dan saudara lainnya yang tidak bisa berucap...
Diperlukan keberanian besar untuk menulis
Lihatlah sekeliling Anda. Lihatlah orang di jalanan, mereka yang duduk di belakang mesin jahit, pelayanan apa yang akan dia berikan? Lihatlah wanita perempuan penjual sate ayam di dekat penginapan murah itu, mengapa ia pilih lokasi itu? Bagaimana dengan hotel baru di jalan utama itu, mengapa bisa begitu sukses? Bagaimana dengan orang yang bekerja di bagian komputer itu bisa sangat sukses dalam bisnis program perangkat lunaknya sendiri?
Keberhasilan dalam bisnis
Bekerja dengan prinsip
Menemukan sebuah kekosongan
Dan mengisinya!
Ketika dunia laki-laki digemparkan dengan ditemukannya pil biru Viagra yang sebenarnya adalah obat pemacu jantung, tapi kemudian jadi pemacu organ kejantanan pria, beberapa tahun lalu serentak seluruh dunia mempublikasikannya (ingat, Viagra tidak pernah beriklan di media manapun). Hasilnya, Viagra menjadi product of the year dan menghasilkan miliaran dollar bagi penemunya.
Kasus Viagra di dunia, rupanya memberikan inspirasi bagi Simon Jonathan. Setelah sebelumnya sukses melahirkan Extra Joss, yang menghasilkan ratusan miliar, kemudian muncullah Irex yang kurang lebih sama fungsinya dengan Viagra. Dengan tag line ”Kado Ulang Tahun Mama”, dan dikemas dengan iklan yang diperankan oleh laki-laki kurus kering dan loyo, tiba-tiba menjadi perkasa setelah meminum Irex, hasilnya, produk ini meledak di pasaran. Ya, mereka jeli melihat peluang, kekosongan dan mengisinya.
Lalu mengapa bukan Anda yang melakukan ini? Jika Anda yang pertama menawarkan kepada publik sesuatu yang dibutuhkan publik dan tidak didapatkan dari orang lain, atau jika Anda berhasil mengantisipasi sebuah kebutuhan di masa depan, Anda memiliki sebuah kesempatan bagus untuk menjadi kaya. Sampai saat adanya kompetisi, Anda akan memiliki semua pasar itu sendirian.
Sejarah memberikan banyak contoh wiraswastawan yang menjadi sukses dengan memenuhi atau mengantisipasi kebutuhan akan produk baru. Isaac Merit Singer memproduksi mesin jahit yang cocok untuk bekerja di ruang terbatas, bahkan di dalam kamar sekalipun. Henry Ford memakai metode jalur perakitan untuk memproduksi mobil yang bisa dibeli orang biasa. George Eastman melihat kebutuhan akan kamera kecil yang bisa dibawa-bawa. Ray Krock dari Mc Donald melihat potensi usaha waralaba makanan cepat saji.
Darimana datangnya gagasan-gagasan seperti itu?
Pertama, pekerjaan Anda. Pekerjaan yang sudah Anda kerjakan bisa menjadi sebuah potensi sumber gagasan, Karena disitulah naluri bisnis Anda sudah dikembangkan.
Kedua, hobi atau minat Anda di luar pekerjaan, karena itu adalah sebuah wilayah lain dimana Anda memiliki suatu perasaan alamiah.
Sumber ketiga, adalah apa yang sering disebut orang sebagai ”observasi pejalan kaki”, atau mengenali sebuah peluang melalui suatu perjumpaan biasa, atau suatu insiden dalam kehidupan sehari-hari Anda.
Kalau Anda yang pertama, maka Anda tidak harus brilian. Nanti Anda akan memiliki waktu untuk mengembangkan dan memperbaiki segala sesuatu yang pemah Anda lakukan. Tapi ketika yang lain mulai berkompetisi dengan Anda, maka Anda harus menjadi yang terbaik.
dari buku"jangan mau seumur hidup jadi karyawansalam FUNtasticc
BRAVO TDA
Asep Triono
TNM-E20
28 March, 2007
Distributor Rezeki
salam FUNtasstic
Asep Triono
TNM-E20
27 March, 2007
became a 100%
dan kenapa sekarang para orang tua mengharapkan anak2nya untuk bekerja bukan membuka usaha atawa bisnis, jadi ternyata paradigma orangtua sekarang sudah berubah,padahal Nabi dan para sahabatnya adalah saudagar-saudagar kaya, karena apa? karena mereka mencari rizki yang 90%,jadi kenapa kita (yang masih tdb) kok merebutkan yang 1% dari 10% yang ada, kenapa tidak kita cari yang 9%???? mungkin inilah yang jadi penyebab negara kita tingkat pengangguranya menjadi tinggi, padahal ALLAH sudah memberi petunjuk, so masih kita berebut untuk yang 1% atau mencari yang 9% atau bahkan kedua-duanya, silakan tanya diri anda sendiri
Bravo TDA
salam FUNtasstic
Asep Triono
TNM-E20
23 March, 2007
'INTUISI'
tidak salah saya mengandalkan intuisi saya, dalam waktu 3 bulan saya sudah punya sebuah kantor dan sudah mulai menuai laba, hingga akhir tahun ke 2 karyawan sudah hampir 60 staff, FUNtasstic bukan, dan tentunya hasilnya pun mencengangkan (punya 2 rumah dan 2 mobil). dan sekarang pun saya membangun sebuah usaha yang boleh dibilang sangat mengandalkan "intuisi" dan tentunya modal yang tidak sedikit dan lagi-lagi saya tidak mempunyai keahlian dibidang tsb namanya kursus bahasa inggris " LEARNING POINT" dibangung dengan konsep multimedia intreactive, jadi tidak monoton dalam proses belajarnya, walapun di awal soft launching telah kehilangan sebuah laptop baru, dan sekali lagi allhamduillah sudah BEP di bulan ke 2, dari perkiraan awal ROI ditahun ke 2 akan saya genjot ROI di tahun pertama (mohon doanya ya,ya,ya), so jangan remehkan yang namanya " intuisi"
salam, BRAVO TDA,
FUNtasstic
Asep Triono